Selasa, 27 April 2010

30 Penyebab Kegagalan



30 Penyebab Kegagalan


Tragedi terbesar dalam kehidupan karir adalah saat orang-orang yang berusaha dengan bersungguh-sungguh tetapi gagal! Tragedi semacam itu biasanya menimpa mayoritas sangat besar dari deretan orang-orang yang gagal. Sebuah analisa terhadap beberapa ribu pria dan wanita di Amerika, 98 persen diantaranya diklasifikasikan sebagai ‘orang gagal’!
Ada 30 faktor penyebab utama kegagalan dan 13 prinsip utama yang bisa digunakan orang untuk mengumpulkan kekayaan. 30 faktor penyebab utama kegagalan yang menghalangi meraih sukses.
1. Latar belakang keturunannya tidak menguntungkan: hanya sedikit sekali, kalau memang ada, yang bisa dilakukan untuk orang-orang yang lahir dengan cacat kekuatan otaknya. Falsafah ini menawarkan hanya satu metode untuk menjembatani kelemahan tersebut – melalui bantuan kelompok ‘ahli pikir’. Walau demikian perhatikanlah demi keuntungan anda, bahwa ini satu-satunya dari tiga puluh satu penyebab kegagalan yang mungkin tidak mudah diperbaiki oleh setiap orang.
2. Kurangnya tujuan hidup yang ditetapkan dengan baik: Tidak ada harapan sukses bagi orang yang tidak mempunyai tujuan sentral atau sasaran pasti untuk dicapai. Sembilan puluh delapan dari setiap seratus orang yang pernah dijadikan sampel dalam analisis tersebut, ternyata tidak memiliki tujuan seperti itu. Barangkali inilah penyebab utama kegagalan mereka.
3. Kurangnya ambisi untuk mencapai sasaran di atas rata-rata: Tidak ada tawaran harapan hidup bagi orang yang tidak peduli atau masa bodoh, orang yang tidak mau maju dalam hidup dan yang tidak mau membayar harga kemajuannya.
4. Pendidikan yang tidak cukup: Ini kekurangan yang bisa diatasi relatif dengan mudah. Pengalaman telah membuktikan bahwa orang yang paling terdidik kerapkali adalah mereka yang dikenal sebagai orang yang ‘membentuk diri sendiri’ atau mendidik diri sendiri. Diperlukan lebih dari gelar sarjana untuk membuat seorang terdidik. Orang yang berpendidikan adalah orang yang telah belajar bagaimana caranya mendapatkan apa saja yang diinginkannya dalam hidup tanpa melanggar hak-hak orang lain. Pendidikan tidak berisi terlalu banyak pengetahuan, hanya pengetahuan yang diterapkan secara efektif dan dengan tekun. Orang dibayar bukan semata-mata untuk apa yang diketahuinya tetapi lebih khusus lagi untuk apa yang mereka lakukan dengan apa yang mereka ketahui.
5. Kurangnya disiplin pribadi: Disiplin datang melalui pengendalian diri sendiri. Ini berarti bahwa seseorang harus bisa mengendalikan semua kualitasnya yang negatif. Sebelum anda bisa mengendalikan keadaan, tentu saja lebih dulu anda harus bisa mengendalikan diri anda sendiri. Penguasaan diri pribadi merupakan pekerjaan paling sulit yang akan anda tangani. Anda bisa melihat sekaligus pada kesempatan yang sama sahabat terbaik dan musuh terbesar diri sendiri dengan melihat ke dalam cermin.
6. Kesehatan yang buruk: Tidak ada orang yang bisa menikmati sukses yang menonjol tanpa kesehatan yang baik. Banyak penyebab kesehatan buruk yang merupakan akibat kurangnya penguasaan dan pengendalian diri sendiri. Hal itu terutama disebabkan oleh:
a. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang merugikan kesehatan.
b. Kebiasaan pemikiran yang salah; memberikan ekspresi kepada hal-hal negatif.
c. Terlalu banyak memanjakan diri dan melakukan penyimpangan di bidang seks.
d. Kurangnya latihan olah raga yang semestinya.
e. Kurangnya persediaan oksigen, karena cara bernafas yang kurang benar.
7. Pengaruh lingkungan yang tidak menguntungkan di masa kanak-kanak: ‘Kalau pohonnya condong, rantingnya pun menekuk’. Kebanyakan individu yang mempunyai kecenderungan sebagai penjahat, merupakan akibat dari lingkungan buruk dan pergaulan yang kurang baik di masa kanak-kanaknya.
8. Suka menunda-nunda: Ini salah satu penyebab kegagalan yang paling lazim. Kebiasaan suka menunda-nunda pekerjaan membayangi setiap manusia, menunggu kesempatan untuk merusak peluang seseorang memperoleh sukses. Kebanyakan dari kita hidup sebagai orang gagal karena kita menunggu “saat untuk melakukan hal yang benar”. Padahal untuk memulai sesuatu yang berharga jangan menunggu sebab tidak pernah ada ‘saat yang tepat’ untuk berbuat begitu. Mulailah sekarang juga dan bekerja dengan alat apa saja yang memungkinkan dan telah anda miliki. Alat dan sistem yang lebih baik akan ditemukan sambil prosesnya berjalan.
9. Kurang ketekunan: Kebanyakan dari kita biasanya mampu mengawali sesuatu dengan baik tetapi tidak mampu menyelesaikan urusan yang kita mulai. Apalagi orang biasanya mudah menyerah pada tanda-tanda pertama kekalahan. Tidak ada pengganti untuk ketekunan bahkan kegagalan tidak akan bisa mengalahkan ketekunan.
10. Kepribadian negatif: Tidak ada harapan sukses bagi siapa saja yang menjauhkan orang lain melalui kepribadian negatif. Sukses datang melalui penerapan kekuasaan, dan kekuasaan dicapai melalui upaya kerjasama dengan orang lain. Kepribadian negatif tidak bisa menarik kerjasama.
11. Kurangnya dorongan seksual yang terkendali: Energi seksual adalah yang terkuat diantara semua rangsangan yang menggerakkan orang untuk bertindak. Karena itu merupakan emosi yang paling kuat, dorongan seksual harus dikendalikan melalui transmutasi dan diubah menjadi saluran lainnya.
12. Keinginan tak terkendali untuk mendapat sesuatu tanpa mau mengorbankan apa pun: Insting berjudi mendorong jutaan orang menuju kegagalan. Bukti tentang hal ini bisa ditemukan dalam penelitian terhadap jatuhnya Wall Street pada tahun 1929, ketika berjuta-juta orang berusaha mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dengan berjudi dalam transaksi saham.
13. Kurangnya kekuatan mengambil keputusan yang pasti: Orang yang sukses mencapai keputusan dengan seketika dan kalau memang harus diubah, prosesnya perlahan-lahan sekali. Orang yang gagal biasanya mencapai keputusan, kalau memang bisa mencapainya perlahan-lahan sekali dan mengubahnya dengan cepat dan sering. Kebimbangan dan kebiasaan menunda-nunda merupakan ‘saudara kembar’. Kalau yang satu ditemukan, biasanya yang lain juga tidak jauh dari situ. Bunuhlah pasangan ini sebelum mereka membelenggu anda di pusaran kegagalan.
14. Satu atau lebih dari enam ketakutan dasar: semua rasa takut ini sudah disampaikan dalam bab terdahulu. Rasa takut ini harus dikuasai sebelum anda bisa memasarkan pelayanan personal secara efektif.
15. Pilihan teman hidup yang keliru: Ini penyebab paling umum untuk kegagalan. Hubungan perkawinan mendatangkan kontak yang sangat intim. Kecuali kalau hubungan ini serasi biasanya kegagalan akan menyusul. Lebih-lebih kondisi ini, merupakan bentuk kegagalan yang ditandai oleh kesengsaraan dan ketidakbahagiaan yang menghancurkan semua ambisi!
16. Terlalu berhati-hati: Orang yang tidak berani mengambil risiko biasanya terpaksa menerima apa yang tersisa setelah semua orang lainnya memilih. Terlalu berhati-hati sama buruknya dengan kurang berhati-hati. Keduanya merupakan keadaan ekstrem yang harus dihindari. Kehidupan ini sendiri penuh dengan unsur risiko.
17. Pilihan rekan bisnis yang keliru: Ini salah satu penyebab kegagalan yang paling lazim dalam bisnis. Dalam memasarkan pelayanan pribadi, orang harus berhati-hati sekali dalam memilih bos yang akan dijadikan inspirasi. Sang bos harus cerdas dan sukses, sebab karakter dan pencitraannya akan banyak diteladani.
18. Percaya pada tahayul dan berprasangka: Percaya pada tahayul merupakan satu bentuk rasa takut. Ini juga merupakan sebuah pertanda kebodohan. Orang yang sukses tetap membuka pikirannya dan tidak takut kepada apapun.
19. Pilihan kejuruan yang keliru: Tidak ada orang yang bisa sukses di bidang usaha yang tidak disukai. Langkah yang paling penting dalam memasarkan pelayanan pribadi adalah memilih bidang kerjaan yang akan anda tekuni dengan sepenuh hati.
20. Kurangnya konsentrasi terhadap usaha: Orang yang serba bisa sering tidak pernah menguasai sesuatu dengan baik. Pusatkanlah semua usaha anda pada satu tujuan utama yang pasti.
21. Kebiasaan terlalu boros: Orang yang terlalu boros tidak bisa sukses, terutama karena dia selalu merasa takut pada kemiskinan. Bentuklah kebiasaan suka menabung secara sistematis dengan menyisihkan persentase yang pasti dari penghasilan anda. Uang di bank memberi seseorang landasan keberanian yang sangat aman ketika dia tawar-menawar untuk penjualan service pribadinya. Tanpa uang, orang terpaksa menerima apa yang ditawarkan dan dipaksa ‘harus’ gembira saat menerimanya.
22. Kurang antusias: Kurang antusias atau gairah kerja, hingga seseorang tidak bisa meyakinkan penampilannya. Lebih-lebih, semangat kerja biasanya menular dan orang yang memiliki kontrol diri, biasanya disambut baik dalam setiap kelompok.
23. Tidak punya tenggang rasa: Orang yang pikirannya tertutup terhadap suatu hal, jarang bisa maju. Tidak memiliki toleransi atau tenggang rasa berarti bahwa orang berhenti memperoleh pengetahuan. Bentuk paling merusak dari sikap tidak toleran adalah yang berhubungan dengan perbedaan pandangan agama, ras dan politik.
24. Tidak sederhana: Bentuk yang paling merusak dari sikap tidak bersahaja atau ketidaksederhanaan berhubungan dengan makan, minuman keras dan kegiatan seksual. Terlalu tenggelam dalam satu hal tersebut sangat fatal akibatnya bagi kesuksesan yang hendak diraih.
25. Ketidakmampuan kerjasama dengan orang lain: Lebih banyak orang kehilangan posisi dan kesempatan besar dalam hidup karena kesalahan ini. Ini kesalahan yang tidak akan diberi toleransi oleh usahawan atau pemimpin manapun yang cakap.
26. Pemilikan kekuasaan yang tidak diperoleh melalui usaha sendiri: (anak-anak orang kaya yang mewarisi uang yang tidak mereka peroleh dengan jerih payah sendiri). Kekuasaan di tangan seseorang yang tidak memperolehnya secara berangsur-angsur kerap kali fatal terhadap kesuksesan. Kekayaan yang diperoleh dengan cepat, lebih berbahaya daripada kemiskinan itu sendiri!
27. Ketidakjujuran dengan sengaja: Tidak ada pengganti untuk kejujuran. Orang untuk sementara bisa tidak jujur karena dipaksa oleh keadaan yang tidak dikuasainya tanpa menimbulkan kerusakan permanen. Tetapi tidak ada harapan bagi orang yang tidak jujur karena pilihan pribadinya. Cepat atau lambat perbuatannya akan merugikan dirinya sendiri dan dia akan membayar dengan hilangnya reputasi bahkan kehilangan kebebasannya.
28. Mementingkan diri sendiri dan sombong: Faktor ini ibaratnya adalah lampu merah yang membuat orang lain menjauhinya. Kedua poin ini sangat fatal bagi pencapaian kesuksesan.
29. Menduga dan bukan berpikir: Kebanyakan orang bersikap acuh atau malas untuk memperoleh fakta sebagai landasan berpikir secara akurat. Mereka memilih untuk bertindak berdasarkan ‘opini’ yang tercipta melalui dugaan atau penilaian sepintas lalu.
30. Kurang modal: Ini merupakan penyebab umum terjadinya sebuah kegagalan. Bagi yang memulai bisnis untuk pertama kalinya tanpa cadangan modal yang cukup untuk ‘menyerap’ kesalahan dan bertahan terus sampai berhasil membina sebuah reputasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar