Selasa, 27 April 2010

BOSS : SIAPA DIA ?



BOSS : SIAPA DIA ?

Leadership is action not position (Kepemimpinan adalah tindakan bukan posisi) – Donald H Mc Gannon

SIAPA SIH SEBENARNYA BOS ITU ? Sebagai sosok/pribadi penentu kebijakan dalam suatu instansi atau perusahaan maka posisi bos/pejabat (struktural) atau dalam lingkungan perusahaan setara dengan manajer sangatlah strategis. Karena itulah kedudukannya banyak diincar karena selain tanggung jawabnya yang berat, maka biasanya salary dan berbagai fasilitasnya juga tergolong ‘berat’.
Rasa-rasanya tidak ada karyawan maupun staf yang tidak mengimpikan posisi tersebut. Bahkan berbagai jurus dan strategi baik yang berkonotasi positif (memacu prestasi) maupun negatif (halalkan secara cara) dipasang untuk meraih posisi tersebut. Ada juga yang aneh dan ini lazim terjadi di lingkungan pemerintahan, sering kali di depan ruangan pejabat yang menentukan karier seseorang ditemukan untaian bunga atau sesajen. Ini jelas tindakan irasional namun juga wujud dari usaha merebut posisi atau jabatan, hanya saja caranya tidak logis. Saking tidak percaya diri atau merasa kalah dalam kompetisi yang kian ketat.
Secara umum ada dua jenis pengkategorian di bursa karir, yang satu jenis dikenal sebagai Pimpinan dan lainnya adalah bawahan (karyawan, staf dan sebagainya). Jadi sebaiknya memang sejak awal kita tetapkan tujuan dalam berkarir. Pilihannya apakah kita mencetak diri jadi bos atau cukup sekedar jadi karyawan biasa !
Jelas perbedaan hirarkis itu berkonsekuensi dalam hal penerimaan kompensasi. Walaupun menjadi karyawan ‘biasa’ bukanlah hal yang memalukan namun menjadi bawahan sepanjang usia karir, tentulah bukan hal yang membanggakan. Bukankah mayoritas bos besar juga mengawali karir dari level terbawah juga. Bedanya mereka memiliki sikap & target yang fokus hingga dengan cepat belajar beradaptasi serta membuat langkah-langkah maju. Mereka dengan cepat menjadi bos juga sebab mereka adalah bawahan yang pintar.
Berikut adalah beberapa faktor kepemimpinan yang penting, antara lain:
1. Keberanian yang tak tergoyahkan: Ini berdasarkan pengetahuan mengenai orang-orang dan pekerjaan seseorang. Tidak ada pengikut yang ingin dikuasai oleh seorang yang tidak memiliki kepercayaan kepada diri sendiri dan keberanian. Tidak ada pengikut pintar yang akan mau dikuasai oleh pemimpin seperti itu terlalu lama.
2. Pengendalian pribadi: Orang yang tidak bisa mengendalikan dirinya tidak akan bisa mengendalikan orang lain. Pengendalian diri memberikan teladan yang baik bagi para bawahannya, yang akan ditiru oleh karyawan yang lebih pintar.
3. Rasa keadilan yang tajam: Tanpa rasa kejujuran dan keadilan, tidak ada pemimpin yang akan bisa memerintah dan mempertahankan penghargaan dari bawahannya.
4. Keputusan yang pasti: Orang yang goyah dalam keputusannya memperlihatkan bahwa dia tidak yakin akan dirinya sendiri dan dipastikan tidak akan bisa memimpin orang lain dengan sukses.
5. Rencana yang pasti: Pemimpin yang sukses harus merencanakan pekerjaannya dan mengerjakan rencananya. Seorang pemimpin yang bertindak hanya berdasarkan dugaan, tanpa rencana yang praktis dan pasti, bisa dibandingkan dengan sebuah kapal tanpa kemudi. Cepat atau lambat dia pasti akan menabrak karang.
6. Kebiasaan melakukan lebih banyak daripada yang dibayar: Salah satu hukuman bagi kepemimpinan adalah perlunya memiliki kemauan sebagai bagian dari peran pemimpin, untuk melakukan lebih banyak daripada yang disyaratkan bagi para pengikutnya.
7. Kepribadian yang menyenangkan: Tidak ada orang yang lamban dan bersikap masa bodoh, akan bisa menjadi pemimpin yang sukses. Kepemimpinan memerlukan penghargaan. Pengikut tidak akan menghargai seorang pemimpin yang tidak punya integritas tinggi dalam faktor-faktor berkaitan dengan kepribadian yang menyenangkan.
8. Simpati dan pengertian: Pemimpin yang sukses harus bersimpati dengan para pengikutnya. Lebih-lebih dia harus memahami mereka beserta masalah mereka.
9. Menguasai perincian: Pemimpin yang sukses memerlukan penguasaan atas perincian kedudukannya sebagai pemimpin.
10. Kemauan memikul tanggung jawab penuh: Pemimpin yang sukses harus mau memikul tanggung jawab untuk kesalahan dan kekurangan stafnya. Kalau dia mencoba mengalihkan tanggung jawab, dia tidak akan bertahan sebagai pemimpin. Kalau salah seorang bawahannya membuat kesalahan dan memperlihatkan bahwa dirinya tidak cakap, pemimpin harus mempertimbangkan bahwa dia sendirilah yang gagal.
11. Kerjasama: Pemimpin yang sukses harus memahami dan menerapkan prinsip upaya kerjasama dan bisa mempengaruhi bawahannya untuk melakukan hal yang sama. Kepemimpinan memerlukan kekuasaan sedang kekuasaan memerlukan kerjasama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar